Nama saya Yuni 25 Tahun lebih dari 3 tahun aku bekerja sebagai pembantu rumah
tangga, majikanku ini terkenal kaya dan baik apalagi dia adalah kepala desa dan
disegani oleh masyarakatnya, majikanku ini bernama Bapak Dimas, selama bekerja
disini aku merasakan enak tidak enaknya menjadi pembantu, dan kejadian selama
tinggal disini aku pernah diperkosa.
Malam itu sangat panas sekali aku mau tidur aja susah
kemudian aku bukalah jendela kamarku supaya anginnya masuk ke kamarku dan aku
berganti pakaian dengan daster tipis aku mennyalakan kipas anginnya baru aku
bisa tertidur pulas. Yang membuat aku bingung pada waktu itu aku malah bermimpi
dengan sopir pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku dia mendatangiku dan memelukku
tanpa pakain dan telanjang total, walaupun usianya yang sudah tua tapi badannya
itu yang kekar seperti orang kebanyakan fitnes, beliau mempunyai tubuh yang
kekar dan berotot.
Dan yang membuatku geli adalah buah terong yang menggantung
indah di pangkal pahanya. Ih, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau
mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas.
Entah kenapa belaian Pak Aris terasa begitu nyata, seperti
bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku
sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku. Namun betapa
terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi.
Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Aris yang memeluk tubuhku.Pak
Aris! Apa yang Bapak lakukan? Aku mendorong tubuh Pak Aris kuat-kuat sehingga
dia terjengkang ke belakang.
Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris
telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu!
Kembali Pak Aris mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya
kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Bentakku.Atau saya akan teriak!Silahkan teriak!
Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa
kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk
liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!Pak Aris tersenyum sinis.
Aku semakin ketakutan ketika Pak Aris kembali mendekatiku.
Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan
kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Aris.
Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan
tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas
tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk
bergerak.
Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma,
tenaga Pak Aris memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang
wanita. Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Aris di Tubuhku.
Tolong, Pak! Lepaskan saya! aku menangis dan mengemis kepada
Pak Aris. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan
dengan liar Pak Aris menghunjamiku dengan ciuaman mautnya.
Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi
lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan
hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Aris.Perlahan-lahan cengkeraman
Pak Aris mulai mengendor.
Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah
menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut
Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat
lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan
sigap, Pak Aris segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke
atas ranjang.
Sesaat terlintas di wajah Pak Aris sebuah senyum kemenangan.
Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa
untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas
lumatannya itu.
Nah, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak! kata Pak
Aris senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.Bapak benar, mungkin lebih baik saya
menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan
sentuhan laki-laki.
Kembali Pak Aris tersenyum senang.Trus, ngapain kamu tadi
pake coba berontak, Lis?”Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak
yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya.
Tapi, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah
menjadi milik Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat
melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar
menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku
serasa terbang ke angkasa.
Ciuman dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara
tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di
pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Jangan
siksa aku seperti ini! rengekku.Pak Aris tidak memperdulikan ucapanku.
Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang
menghalangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya
merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh, sungguh mempesona.
Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi
hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw
yang seperti ini!Perlahan-lahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan menyapu
permukaan klitorisku.
Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, aku
sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Aris. Namun dia terus
mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.
Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Aris sambil
mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah
bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku
mulai mengocok batang kont*l Pak Aris di sertai dengan pijatan-pijatan yang
membuat beliau merem melek.
Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang
sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Aris hanya menempelkan dan
menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa
begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.Oh, Pak Aris!
Ayolah.aku udah nggak tahan lagi, cepet masukin dong!Aku sudah tak bisa tahan
diperlakukan seperti itu.
Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut
kejantanan Pak Aris yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Aris ke
bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.Cerita Seks Perkosa,Cerita
Mesum perkosa,Cerit ngentot Perkosa,Cerita Mesum perkosa,Cerita Hot
Perkosa,Perkosa Keenakan
Aaarrrghhh! aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Aris
yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena
ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik
suamiku.
Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di
dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa
nikmat.Perlahan-lahan Pak Aris mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, enak Pak! aku jadi ngomong tak
karuan.Ayo, Lis!Goyangkan juga pan..tatmu! Ooohhh!Aku menuruti kata Pak Aris.
Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak
Aris.
Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Aris dengan
dinding vaginaku terasa begitu nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan
pantatmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris tampak begitu menikmati permainan kami.
Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah
meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan
desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak
Aris.
Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Aris dengan erat. Seolah
tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui
pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Aris yang berbulu lembut tampak
mengkilat karena basah oleh keringat.
Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai
setengah abad itu, Pak Aris masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai
aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya.
Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut
dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, mau ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Aku
tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku.
Namun Pak Aris masih terus mengayunkan kont*lnya keluar
masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga
merasakan batang k*ntol Pak Aris mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku.
Sampai akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih
kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun kemudian
menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat
kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama
saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak! Aku memeluk tubuh
Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Aris sambil
mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya.
Dengan lembut pula Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah,
ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku
mengharapkannya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.